Vivid Sydney 2013, Ketika Kota Bermandi Cahaya


Musim yang paling saya benci adalah winter. Bulan Mei adalah bulan penghujung musim autumn dan saya mengucapkan selamat datang winter. Di Sydney, musim dingin dikenal dengan musim low season, khususnya bagi pengusaha-pengusaha resto. Namun low season tidak berlaku untuk pariwisata Sydney. Salah satu cara terbaik untuk mendatangkan wisatawan asing serta domestik di saat winter adalah dengan menyelenggarakan Vivid Sydney, sebuah festival tahunan yang mengubah Sydney Skyline dengan atraksi laser dan LED serta teknologi lainnya. Dengan tajuk "A Festival of Light Sound and Music" pemerintah kota Sydney menghadirkan puluhan seniman digital dari luar negeri untuk menyulap Sydney City menjadi Vivid Sydney.






Seperti tahun-tahun sebelumnya, gedung-gedung sekitar CBD, MCA, Custom House dihiasi dengan kerlap-kerlip lampu. Namun tahun ini ada kejutan yang luar biasa. Harbour Bridge yang segede gaban itu di hias dengan 10.000 lampu LED, bahkan lebih. Keindahan Harbour Bridge versi Vivid ini bisa dinikmati dari sisi North Sydney, karena hanya satu sisi Harbour Bridge saja yang dihias. Jadi saya harus ke daerah utara untuk bisa mengabadikan momentum ini. Saya memutuskan untuk pergi ke Luna Park, taman hiburan kesukaan BigA :)



Sabtu merupakan hari yang special bagi Sydneysiders yang hendak menghabiskan malam hari di Darling Harbour bersama keluarga. Untuk memeriahkan Vivid Sydney ini, Darling Harbour mengadakan Aquatic Show, sebuah atraksi teknologi yang memprojeksikan sebuah video dan musik yang atraktif dengan menggunakan air sebagai "layar tancap"nya. Perpaduan musik etnik ala Timur Tengah, musik ajep-ajep serta tarian-tarian di "layar tancap" sungguh menghibur. Ratusan, mungkin bahkan ribuan Sydneysiders berkumpul di Darling Harbour sabtu malam kemarin (25 Mei). Beruntung saya masih bisa duduk di area tengah.







Dengan diiringi lagu Wish You Were Here-nya Pink Floyd, saya yang duduk di antara banyaknya pasangan mesra tetep berusaha konsentrasi memotret serunya Aquatic Show. Sambil berteriak Wishhhhh youuu wereeeee hereeeeeee... kembang api terakhir menghiasi langit Darling Harbour. Dalam hati saya berkata "Suatu saat kelak, aku dan dia akan duduk di sini melihat Vivid Sydney..."

Tetap ceria tetap berwarna
2w_^

~ Radityo adalah mahasiswa Photomedia di CATC Design School, Sydney. Baca juga blog pribadinya tentang tips dan trik fotografi di http://fototiptrik.blogspot.com.au
Read more ...

Tip Belanja Belanji di Sydney

Window display di QVB
Setahun sekali di Sydney, ada hari khusus untuk berbelanja gila-gilaan, ketika SEMUA toko menawarkan diskon. Mereka menyebutnya Boxing Day. Saya menyebutnya Hari Raya Berbelanja :)

Boxing Day dirayakan setiap tanggal 26 Desember, satu hari setelah Natal. Tadinya saya pikir Boxing Day ini berkaitan dengan 'tinju', tapi tinju yang bagaimana? Ternyata bukaaan. Pada awalnya, Boxing Day ini diramaikan dengan memberikan hadiah (natal) untuk orang-orang miskin, yang dikemas dalam kotak (box). Tapi maknanya kemudian bergeser menjadi hari belanja untuk menghabiskan uang lebaran atau angpao :)

Biasanya, sebelum datang tanggal ini, orang-orang sudah mengincar apa yang ingin mereka beli pada Boxing Day. Katalog SALE bisa dilihat di internet, website masing-masing toko atau di Lasoo. Pasukan belanja sampai mati ini biasanya mengincar merk-merk terkenal, gaun-gaun disainer yang hanya memberi diskon setahun sekali pada hari tersebut. Nggak heran kalau mereka sampai bela-belain antre di depan toko mulai subuh, menunggu toko buka jam 7 pagi dan bergegas mencomot barang yang mereka incar. Tak jarang, ada aksi rebutan, saling sikut dan saling dorong. Boxing, anyone? :p Dan sebenarnya, acara belanja di Boxing Day ini tidak ramah untuk anak-anak, takut mereka kejepit dan keinjek. Alternatif bagi yang males keluar rumah adalah belanja daring. Brand favorit saya untuk belanja fesyen daring adalah Sportsgirl, Sportcraft, Hijab House dan Supre.


perempatan yang sibuk
QVB
Saya tidak hobi berbelanja barang-barang branded. Lha modalnya saja habis buat jalan-jalan :) Tapi lima setengah tahun tinggal di Sydney, setidaknya saya tahu di mana mencari barang-barang bagus dengan harga murah. Asyiknya belanja di sini, bisa mulai window shopping dari rumah, karena setiap brand atau toko punya katalog daring. Sila langsung klik link yang ada di sini untuk ikutan window shopping dan siap-siap anggaran berapa kalau mau belanja sampai bangkrut di Sydney :) You can thank me later.

Downtown Shopping
Yang ingin berburu oleh-oleh made in China sila langsung menuju Paddy's Market yang tersohor itu. Semua tip mencari oleh-oleh sudah pernah saya tulis di sini.

Queen Victoria Building atau QVB adalah shopping mal yang wajib dikunjungi di Sydney, termasuk yang tidak berniat belanja sekali pun. Bangunan tua dan cantik ini cukup fotogenik, bagus difoto dari sudut manapun. Tak jarang mal ini dipakai untuk foto prewed. Setiap boxing day, bakal terlihat antrean mengular untuk masuk toko BALLY di lantai dasar. Antrean yang lebih pendek juga terjadi di toko kristal Swarovski dan salah satu merk fesyen Aussie: Country Road.

Biasanya, selain mengagumi arsitektur dan detil QVB, saya ajak keluarga makan di Laksa House di basement. Saya juga suka ngopi-ngopi cantik di Starbucks di bawah QVB kalo lagi sendiri sambil melihat orang lalu lalang. Nah, di dekat Starbucks di lantai bawah itu ada toko pernak-pernik dapur dan rumah tangga yang semua Emak perlu tahu: Victoria Basement. Toko ini sering menggelar diskon dan saya selalu gagal pulang dengan tangan kosong :D Tante dan Ibu Mertua saya saja kalap kalau diajak masuk toko ini. Soalnya banyak bric-a-brac unik yang bisa mempercantik dapur, yang tidak ada di Indonesia. Saran saya, tinggalkan anak-anak (dan suami) di rumah/hotel karena lorong-lorong di toko ini sempit dan banyak barang pecah belah. Katalog bisa dilihat online di sini. You're welcome ;)

Di seberang QVB ada The Galeries. Toko yang paling sering saya kunjungi di Mal ini adalah Toko Buku Kinokuniya dan toko DVD JB Hifi. Pojok buku anak-anak di Kinokuniya Sydney ini punya pemandangan yang luar biasa: perempatan paling sibuk di kota di depan Town Hall. Saya bisa berlama-lama duduk di pojok ini sambil menatap orang-orang yang menyeberang jalan dengan tergesa-gesa di bawah sana. Sayangnya sekarang dipasang larangan memotret. Mungkin sudah banyak fotografer yang berusaha mengabadikan momen di perempatan tersebut, yang malah mengganggu anak-anak yang membaca buku. Tapi... coba aja dengan kamera kecil. Moga-moga satpamnya sedang sibuk dengan gadget dan lupa menengok CCTV :) Di Kinokuniya, saya biasanya hanya lihat-lihat buku. Kalau borong beli buku, saya biasanya ke Basement Bookstore yang ada di mulut terowongan Central Station. Toko buku ini diskonnya gila-gilaan, sampai 90%. Awas, pegangi dompet dan ingat kuota bagasi kalau sempat mampir sana :)

Sementara itu... JB Hifi adalah surga DVD! Bagi pecinta dan kolektor film, sepertinya bakal histeris menemukan DVD apapun ada di sini, mulai dari film klasik lawas sampai film animasi terbaru. Harga DVD dan Blu Ray asli di sini jauuuuh lebih murah daripada di Indonesia. Yuk maree... 

Satu blok dari QVB dan The Galeries adalah Pitt St Mall. Jalan satu ini ditutup untuk kendaraan bermotor dan hanya digunakan untuk pejalan kaki. Dua departemen store di blok ini adalah Myer dan David Jones. Di sini lah kehebohan boxing day terjadi. Jangan heran kalau pas jalan-jalan ke Sydney tanggal 26 Desember, melihat SEMUA orang menenteng tas belanja Myer atau David Jones. Di Westfield Sydney, masih di Pitt St, kita bisa menemukan semua butik mewah: Prada, Miu Miu, Chanel, Gucci, sebutkan saja. Saya tidak pernah berani masuk ke butik yang pintunya dijaga lelaki berseragam dan memakai sarung tangan ini. Paling sekali setahun saya ikut antre masuk butik Bally dan pegang-pegang apa yang bisa dipegang, haha. Pernah Si Ayah iseng melihat dan menanyakan harga handbag branded di David Jones. Dia tidak bisa menutupi ekspresi terkejutnya saat tahu tas-tas yang didiskon ini harganya sampai $5000. "Siapa yang mau beli tas dengan harga segini?" tanyanya heran.
Err... orang-orang dengan disposable income? Kalau kami punya uang segitu, mending untuk jalan-jalan ke Eropa sih.

Westfiled mal ini juga menjadi pintu masuk untuk naik ke atas Sydney Tower. Sayangnya kami belum pernah naik karena Si Ayah takut ketinggian, hehe.

Toko-toko favorit kami juga ada di sepanjang Pitt St: Diva (aksesori), Sportsgirl (fesyen), dan Smiggle (stationery). Untuk balik ke George St (ada Apple Store di seberang jalan) bisa melewati Strand Arcade sambil cuci mata gaun-gaun cantik karya perancang Aussie: Lisa Ho, Alannah Hill, Leona Edmiston, Alex Perry, dll.

Outlet Esprit di atas Paddy's Market
Outlet
Yang waktunya sedikit tapi duitnya banyak, bolehlah belanja di kota. Tapi, orang-orang seperti saya, kebalikan dari kategori tadi, mari melipir ke outlet berburu barang-barang diskon.

Outlet favorit saya adalah Birkenhead Point, kira-kira setengah jam naik bis dari QVB ke arah utara. Mal yang satu ini bentuknya gudang luas dan letaknya di pinggir dermaga yang cantik. Kalau puas mengubek-ubek toko, saya biasanya duduk-duduk di kursi food court di luar, menikmati pemandangan kapal-kapal yang berlabuh sambil nyemil gozleme.

Sebagian toko dan brand yang ada di tengah kota tadi bisa ditemui di sini. Barang-barang clearance dari dept. store David Jones ada di sini, harganya kadang lebih murah dari harga boxing day. Begitu juga outlet merk Oroton, diskon minimal 60%. Saya biasanya mampir ke: Sheridan untuk cari bed sheet atau handuk, Corelle untuk piring-piring cantik, Pumpkin Patch untuk cari baju anak-anak dan Diana Ferrari untuk cari sepatu. Tapi favorit saya tetap outlet Kathmandu yang menyediakan peralatan outdoor dengan desain lucu-lucu. Yang nggak sempat ke Birkenhead, jangan khawatir, ada toko Kathmandu di atas Town Hall stasiun di tengah kota.

Satu lagi outlet tengah kota yang lumayan menarik untuk berburu diskonan: Market City. Letaknya persis di atas Paddy's Market, nggak susah dong carinya :) Di sini ada diskonan Esprit sepanjang masa, juga Supre, Oroton Factory, Cotton On, Cotton On Kids dan Giordano. Tenang, di sini mereka nggak berisik panggil-panggil Kakak kok :D

Masih ada lagi sih tempat belanja alternatif yang tak kalah asyik: weekend market. Tapi ntar aja ya saya tulis tersendiri. Oh, ya, kalau mau belanja mainan anak-anak, Toys Sale biasanya di tengah tahun: Juni/Juli. Cek katalog di Lasoo untuk membandingkan harga masing-masing toko. Pastikan anak-anak tidak ikut melihat isi katalog, nanti histeris, hehe.

Ada yang mau sharing pengalaman atau menambah tip belanja belanji di Sydney?

~ The Emak
Read more ...

RESENSI BUKU Habibie & Ainun




Judul Buku                            : Habibie & Ainun
Buku                                        : Novel
Penerbit                                   : PT THC Mandiri
Diterbitkan                            : Jalan. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 – Indonesia.
Tahun terbit                          : November 2010
Penulis                                     : Bacharuddin Jusuf Habibie
Kategori                                  : Biografi
Tebal  Buku                            : xii + 323 Halaman
Resolusi                                   : 14 cm x 21 cm
Jenis Cover                            : Soft Cover  
Text Bahasa                           : Indonesia  


Ulasan buku :

Habibie & Ainun merupakan karya terbaru dari mantan presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari sang profesor kepada almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R. Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini menjadi terapi bagi dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba kehilangan dari seseorang yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya selama 48 tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia masih terpukul pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya antara dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi cinta yang pernah ditulis keduanya. Tak berlebihan jika Habibie mengatakan saat dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan tetesan air mata. Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya selama ini, telah menjadi api yang selalu membakar energi semangat dan jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana air yang selalu menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang.
Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih merasa jika Ainun tetap berada di sisinya. Setiap ia keluar dari ruang kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah. Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya mengandung hikmah tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang sederhana, menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan sehingga begitu lekat dimata para pembacanya. Seperti perjuangan Habibie muda saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar pemunculan dan terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250 Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri tercinta serta beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan.

Cerita Buku :

Dalam buku ini dikisahkan bagaimana Pak Habibie tertarik pada Bu Ainun, kisah pacaran mereka yang singkat dan berujung pada pernikahan. Selanjutnya kita dapat mengetahui episode kisah hidup Pak Habibie (yang tentunya dalam setiap tahapan kehidupannya tak lepas dari peranan Bu Ainun).
Mulai dari pasangan baru dengan gaji yang pas-pasan di Jerman, namun kesulitan-kesulitan di awal pernikahan mereka membuat mereka bertambah saling memahami.Menghadapi kehidupan yang keras,Bu Ainun tak mengeluh, bahkan senantiasa menyambut Pak Habibie dengan pandangan dan senyuman yang menentramkan. Dan berkali-kali Pak Habibie menyebutkan dalam buku ini bahwa pandangan dan senyuman Bu Ainun senantiasa membuatnya terpukau dan dirindukannya.
Ketika Pak Habibie mengalami masalah dalam penyelesaian doktoralnya dan merasa kerja kerasnya sia-sia, namun Bu Ainun memberikan motivasi dan saran untuk menyelesaikan masalahnya. Atas saran dari Ibu Ainun inilah, masalahpun dapat terpecahkan. Pak Habibie merasa Bu Ainun adalah ilham untuknya, oleh karena itu anak pertama mereka diberi nama Ilham. Di sini, saya sangat salut sekali dengan kecerdasan Bu Ainun yang memahami persoalan yang menimpa suaminya dan dapat memberikan solusi. Dan apapun yang terjadi Pak Habibie senantiasa mengkonsutasikannya dengan Bu Ainun. Juga pernyataan Pak Habibie karena Aninunlah sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan jika Ainun merasa mungkin untuk dilakukan maka Pak Habibie akan yakin dapat membuat sesuatu yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Ketika anak kedua lahir, maka kebutuhan semakin besar Bu Ainun memutuskan untuk bekerja menjadi dokter anak(atas dukungan Pak Habibie), akan tetapi akhirnya harus melepaskan pekerjaannya karena anaknya sakit dan merasa bersalah tidak dapat merawat anaknya. Meskipun pada akhirnya Bu Ainun memutuskan menjadi Ibu rumah tangga namun Bu Ainun tetap dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan karier Pak Habibie sehingga masih tetap dapat memberikan masukan-masukan kepada Pak Habibie.Apalagi setelah kembali ke tanah air, bu Ainun disibukkan untuk mendampingi Pak Habibie juga membuat kegiatan di lembaga-lembaga yang dipimpin oleh suaminya dan juga mengepalai berbagai yayasan. Jabatan yang diemban Pak Habibie tak membuat Bu Ainun berubah, malah mereka semakin tidak dapat dipisahkan dimana ada Pak Habibie disitu ada Bu Ainun. Sampai ketika bu Ainun sakit dan meninggal, Pak Habibie merasa bahwa ia dan Ainun maninggal karena diikat oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi.
Setelah saya membaca dan membuat suatu resensi tentang buku Habibie & Ainun , saya mendapatkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.

      KELEBIHAN BUKU

1.      Saat merasa buku ini sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak Bacharuddin Jusuf Habibie.
2.      Bukan cinta melulu.
3.      Mau atau tidak mau, rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca buku ini.

KELEMAHAN BUKU
1.      Karena buku ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang bercerita, kalimat-kalimat dalam paragraf-paragraf yang ada dalam buku ini sering terasa membingungkan dan tidak wajar.
2.      Sungguh saya sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak disempurnakan dengan kehadiran seorang editor.
3.      Cerita cinta masih kurang.
4.      Kurang Foto.


SARAN

            Saran saya terhadap buku ini adalah, gunakanlah editor agar pembaca tidak mudah bingung, dan bagi ada yang menyukai buku tentang cinta buku ini masih kurang cocok untuk anda. Pelu kehadiran gambar atau foto untuk lebih menarik lagi.

  

Read more ...