PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM DUNIA BISNIS (Oleh: Dewi
Irmawati
Staf Pengajar Jurusan
Manajemen Informatika Politeknik Negeri Sriwijaya )
Abstraksi
Electronic
Commerce ( e -commerce ) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran
produk , jasa dan informasi melalui jaringan komputer . e -commerce merupakan
bagian dari e - business, di mana cakupan e - business lebih luas , tidak hanya
komersial tetapi juga mencakup mitra bisnis, pelayanan nasabah , lowongan
pekerjaan . Selain teknologi jaringan www , teknologi e -commerce juga
memerlukan database atau database (database ) , e - mail atau surat elektronik
(e -mail ) , dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem
pengiriman lainnya , dan alat pembayaran untuk e -Commerce . Mengingat
perdagangan elektronik ( e -commerce ) adalah maka pelanggan dapat mengakses
dan melakukan pesanan dari berbagai tempat . Mengingat era teknologi canggih
adalah pelanggan yang ingin mengakses e -commerce tidak harus berada di suatu
tempat , itu karena di kota-kota besar di Indonesia memiliki banyak tempat yang
menyediakan fasilitas akses internet hanya dengan menggunakan laptop / notebook
atau Personal Digital Assistant ( PDA ) dengan menggunakan teknologi wifi .
Jadi waktu sekarang sangat diperlukan dan perusahaan diinginkan untuk
menerapkan e - commerceservices . Penggunaan e-commerce di Indonesia masih
sangat terbatas . Dari latar belakang yang ada maka penulis akan membahas
bagaimana e -commerce pemanfaaatan dalam kepentingan bisnis mereka.
PENDAHULUAN
Kemajuan
di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan
teknologi internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi
mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun, untuk menunjang
aktivitas bisnisnya, bahkan sekarang cenderung dapat diperoleh berbagai macam
informasi, sehingga informasi harus disaring untuk mendapatkan informasi yang
tepat dan relevan. Hal tersebut mengubah abad informasi menjadi abad internet.
Penggunaan internet dalam bisnis berubah dari fungsi sebagai alat untuk
pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi
bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Pemasaran di Internet
cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan tanpa
aturan-aturan yang baku. Sedangkan pemasaran konvensional, barang mengalir
dalam partai-partai besar, melalui pelabuhan laut, pakai kontainer,
distributor, lembaga penjamin, importir, dan lembaga bank. Pemasaran
konvensional lebih banyak yang terlibat dibandingkan pemasaran lewat internet.
Pemasaran di internet sama dengan direct marketing, dimana
konsumen berhubungan langsung dengan penjual, walaupun penjualnya berada di
luar negeri.
“Pengguna
internet di seluruh dunia berkisar 200 juta, 67 juta diantaranya berada
di Amerika Serikat, internet di Indonesia berlipat dua kali setiap 100
hari” (Rhenald, 2000). Penggunaan internet telah mengalami perkembangan yang
luar biasa di bidang bisnis terutama pada perusahaan skala besar. Sejak
ditemukannya teknologi internet tersebut pada tahun 1990-an penggunaannya
meluas karena dipandang memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelancaran
proses kegiatan bisnis/usaha. Motivasi dan manfaat e-commerce dalam
meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan serta meningkatkan daya saing
perusahaan dalam hal ini menjadi sudut pandang dari penulis yang dijadikan
sebagai obyek dalam penelitian ini. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan
teknologi e-commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk
menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat
dan meningkatkan penjualan cepat maka dengan melihat perkembangan teknologi
informasi yang sangat pesat tersebut kita dapat memanfaatkan suatu layanan
secara on-line yang berupa e-commerce. Selama ini, sistem
penjualan dari pelanggan yang digunakan oleh perusahaan hanya bersifat secara
tertulis dan manual, yang tidak jarang cenderung menyesatkan.
Dengan adanya layanan jasa berupa e-commerce
yang dapat secara cepat dapat dinikmati oleh pelanggan maupun perusahaan
sendiri maka segala layanan yang diinginkan oleh para pelanggan dapat segera
ditindak lanjuti dengan secepat mungkin, sehingga perusahaan tersebut akan
mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tercepat bagi para pelanggan.
Dengan pemanfaatan dan penggunaan teknologi internet diharapkan dapat
memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut.
Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang
mampu mengimplementasikan teknologi dan informasi kedalam perusahaannya. Salah
satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan
penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce
(e-commerce) untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam
bentuk fisik maupun digital. Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai
pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah
akan ikut berperan. Dengan semakin matangnya teknologi internet dan web,
teknologi-teknologi ini meningkatkan kemampuan perusahaan yang canggih dalam
hal komunikasi bisnis dan dalam hal kemampuannya berbagi informasi, selain itu
berbagi sumber daya lain yang bernilai.
Ide
dasar serta manfaat e-commerce dalam meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan serta meningkatkan daya saing perusahaan dalam hal ini menjadi sudut
pandang dari penulis yang dijadikan sebagai obyek dalam tulisan ini. Melihat
kenyataan tersebut, maka penerapan teknologi e-commerce merupakan salah
satu faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah
perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat maka dengan
melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut dapat
memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang berupa e-commerce.
Dengan
adanya layanan electronic commerce (e-commerce) ini maka
pelanggan dapat mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan
adanya era teknologi yang canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses e-commerce
tidak harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar
di Indonesia telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses
internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan Personal
Digital Assistant (PDA) dengan menggunakan teknologi wifi. Maka dari itu
saat sekarang sangat diperlukan dan diminati perusahaan-perusahaan yang
menerapkan layanan e-commerce. Penggunaan e-commerce di Indonesia
masih sangat terbatas. Dari latar belakang yang ada maka penulis akan membahas
bagaimana pemanfaaatan e-commerce dalam kepentingan bisnis mereka.
LANDASAN TEORI
Definisi E-commerce
Electronic Commerce (e-commerce)
adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi
melalui jaringan komputer. e-commerce merupakan bagian dari e-business,
di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan
tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan
pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan
teknologi basis data atau pangkalan data (database), e-surat atau surat
elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya
sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-commerce ini
(Siregar, 2010)
Menurut Rahmati (2009) E-commerce singkatan
dari Electronic Commerce yang artinya sistem pemasaran secara atau
dengan media elektronik. E-Commerce ini mencakup distribusi, penjualan,
pembelian, marketing dan service dari sebuah produk yang dilakukan dalam sebuah
system elektronika seperti Internet atau bentuk jaringan komputer yang lain. E-commerce
bukan sebuah jasa atau sebuah barang, tetapi merupakan perpaduan antara
jasa dan barang. E-commerce dan kegiatan yang terkait melalui internet
dapat menjadi penggerak untuk memperbaiki ekonomi domestik melalui liberalisasi
jasa domestik dan mempercepat integrasi dengan kegiatan produksi global. Karena
e-commerce akan mengintegrasikan perdagangan domestik dengan perdagangan
dunia, berbagai bentuk pembicaraan atau negosiasi tidak hanya akan terbatas
dalam aspek perdagangan dunia, tetapi bagaimana kebijakan domestik tentang
pengawasan di sebuah negara, khususnya dalam bidang telekomunikasi, jasa
keuangan, dan pengiriman serta distribusi.
Electronic
Commerce di definisikan sebagai proses pembelian dan
penjualan produk,jasa, dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan
memanfaatkan jaringan computer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah
internet. Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian
dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic
transmission (Hildamizanthi. 2011). Dalam mengimplementasikan e-commerce
tersedia suatu integrasi rantai nilai dari infrastrukturnya, yang terdiri
dari tiga lapis. Pertama, insfrastruktur sistem distribusi (flow of good);
kedua, insfrastruktur pembayaran (flow of money); dan ketiga,
infrastruktur sistem informasi (flow of information). Agar dapat
terintegrasinya sistem rantai suplai dari supplier, ke pabrik, ke gudang,
distribusi, jasa transportasi, hingga ke pelanggan maka diperlukan integrasi enterprise
system untuk menciptakan supply chain visibility. Ada tiga faktor yang
faktor dicermati oleh kita jika ingin membangun toko e-commerce yaitu: variability,
visibility, dan velocity (Sukamjati, 2009).
E-commerce akan merubah semua
kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk
kegiatan trading (perdagangan).
Proses yang ada dalam E-commerce adalah
sebagai berikut :
a. Presentasi
elektronis (pembuatan website) untuk produk dan layanan.
b. Pemesanan
secara langsung dan tersedianya tagihan.
c. Otomatisasi
akun pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit).
d. Pembayaran yang dilakukan secara
Langsung (online) dan penanganan transaksi.
Perspektif E-commerce.
E-commerce (electronic
commerce) merupakan istilah yang digunakan oleh perusahaan untuk menjual
dan membeli sebuah produk secara online. E-commerce didefinisikan
dari beberapa perspektif (Kalakota dan Whinston (1997) yaitu berdasarkan
komunikasi, proses bisnis, layanan, dan online.
Definisi e-commerce berdasarkan
beberapa prespektif yang telah disebutkan yaitu :
-
Perspektif Komunikasi (Communications), Menurut
perspektif ini, e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/jasa,
dan pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik
lainnya.
-
Perspektif Proses bisnis (Business), Menurut
perspektif ini, e-commerce merupakan aplikasi
teknologi menuju otomatisasi
transaksi dan aliran kerja perusahaan (work flow).
-
Perspektif layanan (Service),
Menurut perspektif ini e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
-
Perspektif Online (Online),
Menurut perspektif ini e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual
beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
Jenis-Jenis E-COMMERCE
E-commerce dapat dibagi
menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbeda-beda.
Business to Business (B2B)
Business to Business eCommerce memiliki
karakteristik:
-
Trading
partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship)
yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut.
Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang
dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
-
Pertukaran
data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala,
misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan
kata lain, layanan yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran
data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
-
Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif
untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya.
-
Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer,
dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Pada Business to Business
e-commerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI).
Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga menyulitkan
interkomunikasi antar pelaku bisnis. Standar yang ada saat ini antara lain: EDIFACT,
ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS, IEF, GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII.
Selain standar yang disebutkan di atas, masih ada format-format lain yang
sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa partner bisnis yang
sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus memiliki sistem untuk
melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah tersedia
produk yang dapat melakukan konversi seperti ini.
Pendekatan lain yang sekarang cukup
populer dalam standarisasi pengiriman data adalah dengan menggunakan Extensible
Markup Language (XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C).
XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya dalam bentuk tags
seperti HTML tags sehingga sangat efektif digunakan untuk sistem
yang berbeda. Kelompok yang mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI
group.
Pada mulanya EDI menggunakan jaringan tersendiri yang
sering disebut VAN (Value Added Network). Populernya jaringan komputer
Internet memacu inisiatif EDI melalui jaringan Internet, atau dikenal dengan
nama EDI over Internet. Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business
e-Commerce adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise
Resource Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi
informasi pada perusahaan dan pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan
Cisco maju pesat dikarenakan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat
menjalankan just-in-time manufacturing untuk produksi produknya.
Business
to Consumer (B2C)
Business
to Consumer eCommerce memiliki
karakteristik sebagai berikut:
-
Terbuka untuk
umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
-
Pelayanan (service)
yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat
digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum
digunakan maka layanan diberikan dengan menggunakan basis Web.
-
Layanan diberikan
berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan
produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
-
Pendekatan client/server
sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan
sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure)
diletakkan di sisi server.
Business
to Consumer e-commerce memiliki
permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati konsumen pada saat ini
menggunakan bermacam-macam pendekatan misalnya dengan menggunakan “electronic
shopping mall” atau menggunakan konsep “portal”.
Electronic
shopping mall menggunakan websites
untuk menjajakan produk dan layanan. Para penjual produk dan layanan
membuat sebuah storefront yang menyediakan katalog produk dan layanan (service)
yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat-lihat produk dan layanan
yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan window
shopping. Bedanya, calon pembeli dapat melakukan belanja ini kapan saja dan
darimana saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. Contoh penggunaan website
untuk menjajakan produk dan layanannya antara lain:
-
Amazon
http://www.amazon.com, Amazon merupakan toko buku virtual yang menjual
buku melalui web sitenya. Kesuksesan Amazon yang luar biasa menyebabkan toko
buku lain harus melakukan hal yang sama.
-
eBay
http://www.ebay.com, merupakan tempat lelang online.
-
NetMarket
http://www.netmarket.com,
-
yang merupakan direct
marketing dari Cendant (hasil merge dari HFC, CUC International, Forbes
projects). NetMarket akan mampu menjual 95% dari kebutuhan rumah tangga
sehari-hari.
Konsep portal agak sedikit berbeda dengan electronic
shopping mall, dimana pengelola portal menyediakan semua layanan di
portalnya (yang biasanya berbasis web). Sebagai contoh, portal menyediakan
surat elektronik (e-mail) gratis yang berbasis Web bagi para
pelanggannya sehingga diharapkan sang pelanggan selalu kembali ke portal
tersebut. Contoh portal antara lain:
• Netscape Home <http://home.netscape.com>
• My Yahoo
Perdagangan
Kolabratif (collaborative commerce)
Dalam c-commerce,
para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara
elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra
bisnis di sepanjang rantai pasokan.
Consumen
to consumen C2C)
Dalam
C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut
sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu
sama lain.
-
Lelang C2C, Dalam
lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak.
Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com,
auctionanything.com; para pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti
buyit.com atau bid2bid.com. Selain itu banyak pelanggan yang melakukan
lelangnya sendiri seperti greatshop.com menyediakan piranti lunak untuk
menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online.
-
Iklan Kecik,
Orang mejual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan kecik (classified
ad) di koran dan majalah. Iklan kecik berbasis internet memiliki satu
keunggulan besar daripada berbagai jenis iklan kecik yang lebih tradisional:
iklan ini menawarkan pembaca nasional bukan hanya local. Iklan kecik tersedia
melalui penyedia layanan internet seperti AOL, MSN, dll.
-
Layanan Personal.
Banyak layanan personal (pengacara, tukang, pembuat laporan pajak, penasehat
investasi, layanan kencan) tersedia di internet. Beberapa diantaranya tersedia
dalam iklan kecik, tetapi lainnya dicantumkan dalam situs web serta direktori
khusus. Beberapa gratis dan ada juga yang berbayar
Comsumen
to Business (C2B)
Dalam
C2B konsumen memeritahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan
para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen.
Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang
diinginkan, dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan
tersebut.
Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam
situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk
memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai e-commerce
B2E (business to its employees) yang digambarkan dalam studi kasus
terbuka.
Pemerintah
ke Warga (Goverment to Citizen—G2C)
Dalam
kondisi ini sebuah unit atau lembaga pemerintah menyediakan layanan ke para
masyarakat melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat
melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai
perusahaan (G2B). E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum
dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan
publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka
yang bekerja di sektor publik. E-goverment menawarkan sejumlah manfaat
potensial: E-goverment meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi
pemerintah, termasuk pemberian layanan publik. E-goverment memungkinkan
pemerintah menjadi lebih transparan pada masyarakat dan perusahaan dengan
memberikan lebih banyak akses informasi pemerintah. e-goverment juga
memberikan peluan bagi masyarakat untuk memberikan umpan balik ke berbagai
lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses
demokrasi. e-goverment dapat dibagi menjadi tiga kategori:
-
Pemerintah ke
Warga (Goverment to Citizen), Lembaga pemerintah makin banyak yang
menggunakan internet untuk menyediakan layanan pada warga.
-
Pemerintah ke
Perusahaan (Goverment to Business), Pemerintah menggunakan internet
untuk menjual dan membeli dari perusahaan.
-
Pemerintah ke
Pemerintah Goverment to Government). Meliputi e-Commerce intrapemerintah
(transaksi antar pemerintah yang berbeda). serta berbagai layanan antar lembaga
pemerintah yang berbeda. Implementasi E-Goverment. Transformasi dari
pemberian layanan pemerintah tradisional ke implementasi penuh layanan
pemerintah online dapat menjadi proses yang memakan waktu. Terdapat enam tahap
dalam transformasi ke e-goverment: tahap 1. publikasi penyebaran
informasi; tahap 2. transaksi dua arah “secara resmi”, dengan sebuah departemen
dalam waktu yang sama; tahap 3. portal multiguna; tahap 4. personalisasi
portal; tahap 5. pengelompokkan layanan umum; tahap 6. integrasi penuh dan
transformasi badan.
Perdagangan
Mobile (mobile commerce—m-commerce).
Ketika
e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan
menggunakan telepon selluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal
ini disebut m-commerce.
Standar Teknologi E-commerce
Di samping berbagai standar yang
digunakan di Intenet, e-commerce juga menggunakan standar yang digunakan
sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis. Beberapa diantara
yang sering digunakan adalah:
-
Electronic Data Interchange (EDI), Dibuat
oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1000
perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur
dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan
informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam situs
perusahaan (corporate website).
-
Open Buying on the Internet (OBI), Adalah
sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan
menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya.
OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI (http://www.openbuy.org/) didukung
oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti Actra,
InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle.
-
Open Trading Protocol (OTP), OTP
dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan
proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk pembelian, dan
pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh
beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun
Microsystems, dan British Telecom.
-
Open Profiling Standard (OPS), Sebuah
standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly http://www.firefly.com/. OPS
memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan
masing-masing pengguna yang dapat dia bagi (share) dengan merchant.
Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa
menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dan
sebagainya.
-
Secure Socket Layer (SSL), Protokol
ini di didesain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL
menggunakan teknik encription public key untuk memproteksi data yang di
kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di
publikasikan di public domain.
-
Secure Electronic Transaction (SET), SET
akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant. Standar
ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung di dukung oleh
masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce dilakukan
di Asia.
-
Truste, Adalah sebuah partnership
dari berbagai perusahaan yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce
dengan cara memberikan cap good housekeeping yang memberikan approve
pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen.
METODE PENELITIAN
Manfaat
dan Tantangan Penggunaan e-commerce Dalam Dunia Bisnis
Dalam
banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal,
pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis
yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus,
beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan
ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap
dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran
istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan
pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi,
masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7.
Mempermudah kegiatan perdagangan.
Manfaat
yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan memperlihatkan
bahwa e-commerce dapat memberikan manfaat antara lain:
-
Mendapatkan pelanggan
baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan e-commerce dalam
bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill da Gregory,
1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya e-commerce
memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang
berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.
-
Menarik konsumen
untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 di
industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat
nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan
pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.
-
Meningkatkan mutu
layanan. Dengan adanya e-commerce memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan
layanan dengan melakukan interaksi yang lebih personal sehingga dapat
memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi
yang menyebutkan bahwa penggunaan e-commerce dapat bermanfaat untuk
meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
-
Melayani konsumen
tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997
menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan
layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka
dari suatu perusahaan tersebut.
E-commerce memberikan
pilihan kepada produsen tentang jenis usaha dan skala usaha yang akan
dikembangkan. Dengan mengimplementasikan teknologi informasi e-commerce,
produsen dapat memilih untuk mengembangkan target pasar kepada pasar global
atau hanya fokus terhadap segmen pasar tertentu. Bagi usaha kecil dan menengah,
dengan menggunakan e-commerce dapat menawarkan sesuatu yang berkualitas
dan terjangkau serta memiliki kepercayaan diri menghadapi pesaing. Biaya tidak
kemudian menjadi kendala utama, tetapi yang terpenting bagaimana usaha kecil
dan menengah dapat menunjukkan produk atau jasa yang ditawarkan melalui
websitenya dan dapat dilakukan melalui penjualan secara online (Rizal,
2011).
Dengan
menggunakan e-commerce, produsen dapat merubah daftar harga atau
melakukan kustomisasi produk atau jasa yang ditawarkan dan terinformasikan
secara cepat melalui website. Sesuatu yang biasanya memerlukan waktu yang lama
untuk dilaksanakan atau diintegrasikan, dengan e-commerce menjadi lebih
cepat. Melakukan model usaha yang inovatif atau melakukan re-engineering,
melaksanakan spesialisasi dengan derajat yang tinggi atau meningkatkan
produktivitas dan perhatian terhadap pelanggan, bukan sesuatu yang tidak
mungkin dengan e-commerce. E-commerce juga bermanfaat dalam
membangun database pelanggan yang komprehensif. Produsen dapat mempunyai
informasi tentang pola pemesanan yang dilakukan pelanggan dan mengelolanya
sebagai informasi yang berharga. Database tersebut akan membantu produsen saat
melakukan pemasaran dan strategi promosi agar dapat tepat sasaran.
Dalam
konteks hubungan dengan mitra bisnis, e-commerce membantu dalam
mengurangi inefisiensi yang mungkin terjadi dalam rantai penawaran, mengurangi
kebutuhan untuk membuat inventory dan menghindari keterlambatan pengiriman.
Sehingga produsen mempunyai kepercayaan diri tentang usaha yang dijalankan
dalam melakukan kerjasama dengan pemasok dan perusahaan jasa. E-commerce secara
inherent akan menyederhanakan dan mengotomatisasi proses bisnis yang
mendukung, menggabungkan dengan kecepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Dalam hubungannya dengan pelanggan, e-commerce membantu dalam
menfasilitasi kegiatan pembelian yang nyaman. E-commerce dapat menghemat
waktu pelanggan dibandingkan jika pelanggan tersebut melakukan pembelian secara
off-line. Seringkali pelanggan membayar lebih murah untuk harga produk
tertentu dibandingkan jika pelanggan membelinya secara off-line. Meskipun
memiliki beberapa keuntungan, penggunaan e-commerce juga menghadapi
kendala. Melakukan kegiatan transaksi secara online berarti pelanggan
akan terpaksa menyediakan sejumlah informasi pribadi yang dipersyaratkan oleh
penjual. Persyaratan ini tentunya dapat mengganggu kerahasiaan dan menimbulkan
issu tentang keamanan dari informasi yang disediakan.
Protokol untuk proses tertentu yang belum standard,
pita lebar (bandwith) telekomunikasi yang terbatas dan keterbatasan software
yang digunakan, merupakan beberapa isu teknis yang mengakibatkan e-commerce
masih kurang terintegrasi dengan sistem IT yang kontemporer. Disamping
kendala teknis, issu non teknis juga menjadi kendala dalam penggunaan e-commerce.
Masih banyak pembeli yang tidak percaya dan susah merubah kebiasaannya untuk
bertransaksi tanpa bertemu langsung dengan penjualnya dan menggunakan kertas
yang terbatas (paperless). Menurut Marhum Djauhari (2009), berdasarkan
kenyataan bahwa hukum sering berdasar pada obyek fisik maka hal ini akan
menimbulkan masalah yang serius terhadap bisnis karena ketidak pastian hukum
dari proses tersebut. Status hukum dari transaksi yang dibentuk secara
otomatis, belumlah jelas. Apakah mungkin untuk sebuah perjanjian atau yang
lebih umum, prosedur hukum dibuat oleh sebuah komputer.
Dampak
E-commerceTerhadap Dunia bisnis
Dalam kategori
pertama, e-commerce berdampak pada akselerasi pertumbuhan direct
marketing yang secara tradisional berbasis mail order (katalog) dan
telemarketing. Kemunculan e-commerce memberikan beberapa dampak positif
bagi aktivitas pemasaran, diantaranya:
-
Memudahkan
promosi produk dan jasa secara interaktif dan real time melalui saluran
komunikasi langsung via internet.
-
Menciptakan
saluran distribusi baru yang bisa menjangkau lebih banyak pelanggan di hampir
semua belahan dunia.
-
Memberikan
penghematan signifikan dalam hal biaya pengirima informasi dan produk
terdigitalisasi (contoh perangkat lunak dan musik)
-
Menekan waktu
siklus dan tugas–tugas administratif (terutama untuk pemasaran internasional)
mulai dari pemesanan hingga pengiriman produk.
-
Layanan pelanggan
yang lebih responsif dan memuaskan, karena pelanggan bisa mendapatkan informasi
lebih rinci dan merespon cepat secara online.
-
Memfasilitasi mass
customization yang telah diterapkan pada sejumlah produk seperti kosmetik,
mobil, rumah, komputer, kartu ucapan, dan berbagai macam produk lainnya.
-
Memudahkan
aplikasi one-to-one atau direct advertising yang lebih efektif
dibandingkan mass advertising.
-
Menghemat biaya
dan waktu dalam menangani pemesanan, karena sistem pemesanan elektronik
memungkinkan pemrosesan yang lebih cepat dan akurat.
-
Menghadirkan
pasar maya/virtual (markespace) sebagai komplemen pasa tradisional (marketplace).
Dalam
hal transformasi organisasi, e-commerce mengubah karakterisik pekerjaan,
karir, dan kompensasi. E-commerce menuntut kompetensi, komitmen,
kreativitas, dan fleksibilitas karyawan dalam beradaptasi dengan setiap
perubahan lingkungan yang ramping, bercirikan pemberdayaan dan desentralisasi
wewenang, beranggotakan knowledge based workers, mampu beradaptasi
secara cepat dengan teknologi baru dan perubahan lingkungan (learning
organisation), mampu dan berani bereksperimen dengan produk, jasa maupun
proses baru, dan mampu mengelola perubahan secara strategik. Sedangkan dalam
hal redefinisi organisasi, e-commerce memunculkan model bisnis baru yang
berbasis jasa online di markespace. Hal ini bisa berdampak pada redefinisi misi
organisasi dan cara organisasi menjalankan bisnisnya. Perubahan ini anatar lain
meliputi peralihan dari sistem produksi massal menjadi pemanufakturan just in
time (JIT) yang lebih customized, integrasi berbagai sistem
fungsional (seperti produksi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia).
Hal ini difasilitasi dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) berbasis
internet berupa perangkat lunak khusus seperti SAP R/3, microsoft enterprise,
DCOM, dan lain-lain.
Proses E-commerce Dalam Dunia Bisnis
Dalam
proses e-commerce, perusahaan membutuhkan beberapa komponen utama agar
operasi dan manajemen aktivitas e-commerce berjalan dengan baik.
Komponen-komponen pokok yang memiliki peran penting dalam proses e-commerce dunia
usaha tampak seperti pada gambar berikut:
Process
Categories of e-commerce
1. Pengendalian
akses dan keamanan, Situs e-commerce harus memberikan rasa percaya
dan akses yang aman untuk berbagai pihak dalam transaksi e-commerce,
misalkan dengan adanya kata kunci (password), kunci enskipsi,
sertifikasi, atau tanda tangan digital. Kemudian ada otorisasi akses yang hanya
ke bagian tertentu saja sehingga hanya para pelanggan yang terdaftar saja yang
dapat mengakses informasi dan aplikasi yang ada. Pengendalian akses dan
keamanan ini perlu dilakukan untuk melindungi sumber daya situs e-commerce dari
berbagai ancaman seperti peretas (hacker), pencurian password atau
nomor kartu kredit, atau menghindari kegagalan sistem.
2. Membuat
profil dan personalisasi, Proses pembuatan profil dan personilasasi
menggunakan alat pembuat profil seperti pendaftaran, file cookie, software
penelusur perilaku dalam situs web dan respon pemakai. Profil ini digunakan
untuk mengenali kita sebagai pemakai individual, memberikan tampilan
personalisasi, saran atas produk dan iklan web. Tujuan proses pembuatan profile
ini untuk tujuan manajemen rekening, pembayaran, mengumpulkan data mengenai
manajemen hubungan pelanggan, perencanaan pemasaran, dan untuk manajemen situs
web itu sendiri.
3. Manajemen
pencarian, Software e-commerce harus meliputi komponen mesin pencari
situs web untuk dapat membantu para pelanggannya dalam menemukan produk dan
jasa tertentu yang mereka inginkan untuk dievaluasi atau dibeli.
4. Manajemen isi dan katalog, Isi
e-commerce sebagian besar berbentuk katalog multimedia yang memuat
informasi produk sehingga membuat dan mengelola catalog merupakan rangkaian
utama dari manajemen isi.
Software manajemen isi tersebut bekerja dengan alat
pembuat profile yang sudah disebutkan sebelumnya. Software manajemen isi akan
membantu perusahaan e-commerce untuk mengembangkan, menghasilkan,
mengirimkan, memperbaharui, dan menyimpan data teks serta informasi multimedia
di situs web e-commerce. Selanjutnya manajemen isi dan katalog dapat
diperluas untuk memasukkan proses konfigurasi produk yang akan mendukung
layanan mandiri berbasis web dan penyesuaian massal atas berbagai produk
perusahaan.
5. Manajemen arus kerja, Sistem arus kerja
e-business digunakan untuk membantu para karyawan secara elektronik bekerja
sama untuk menyelesaikan tugas pekerjaan dengan menggunakan mesin software arus
kerja (workflow software engine). Sistem ini memastikan bahwa transaksi,
keputusan, dan aktivitas kerja yang tepat dilakukan, serta data dan dokumen
yang benar telah dikirimkan ke para karyawan, pelanggan, pemasok, dan pihak stakeholder.
6. Pemberitahuan kegiatan, Proses pemberitahuan
kegiatan (event notification) memainkan peranan penting dalam sistem e-commerce
karena sistem ini digunakan untuk memonitor semua proses e-commerce dan
mencatat semua kegiatan yang relevan, termasuk perubahan mendadak atau ketika
dalam masalah. Sistem ini akan memberitahukan kepada para pelanggan, pemasok,
dan pegawai serta stakeholder mengenai semua kegiatan transaksi yang
berkaitan dengan status mereka dengan melalui pesan elektronik seperti e-mail,
newsgroup, penyeranta (pager), atau fax.
7. Kerjasama dan perdagangan, Tujuan utama e-commerce
adalah untuk mendukung kesepakatan kerjasama dan layanan perdagangan yang
dibutuhkan oleh para pelanggan, pemasok, dan stakeholder lainnya.
Seperti halnya dalam e-business, sistem e-commerce juga fokus
menumbuhkan komunitas berkepentingan online untuk meningkatkan layanan
pelanggan dan membangun loyalitasnya.
8. Proses
pembayaran elektronik, Pembayaran sebagai proses nyata dan penting dalam
transaksi e-commerce. Sekarang ini sebagian besar sistem e-commerce yang
terlibat dalam web dan bisnis B2C menggunakan proses pembayarannya dengan kartu
kredit.
Faktor
Keberhasilan E-commerce Dalam Dunia Bisnis
Dalam
menciptakan perusahaan e-commerce yang sukses dan berkelanjutan maka
secara umum tentunya perusahaan harus mencari cara untuk dapat membangun
kepuasan, loyalitas, dan hubungan baik dengan para pelanggan secara online agar
mereka tetap kembali ke toko web perusahaan kita. Kunci keberhasilan perusahaan
ritel elektronik adalah ketika perusahaan mampu mengoptimalkan beberapa faktor
sukses e-commerce seperti berikut:
-
Selection and
Value, Faktor Pilihan dan nilai
meliputi pilihan produk yang menarik, harga yang bersaing, jaminan kepuasan,
dan dukungan pelanggan setelah penjualan.
-
Performance
and Service, Faktor Kinerja dan
pelayanan meliputi navigasi, proses belanja, dan pembelian serta konfirmasi
pengiriman yang cepat dan mudah.Look and Feel, Faktor Tampilan dan rasa yakni
meliputi pajangan web, situs web, area belanja, produk multimedia, halaman
katalog dan fitur belanja yang menarik.
-
Advertising
and incentives, Faktor Iklan dan
insentif meliputi : web dan promosi e-mail bersasaran serta penawaran khusus,
termasuk iklan di berbagai situs afiliasi.
-
Personal
attention, Faktor perhatian personal
meliputi halaman web personal, saran produk yang dipersonalisasi, iklan
web dan pemberitahuan e-mail, serta dukungan interaktif untuk semua pelanggan.
-
Community
relationship, Faktor hubungan dengan
komunitas meliputi komunitas virtual para pelanggan, pemasok, perwakilan
perusahaan, dan lain-lainnya melalui newsgroup, ruang bincang, serta
berbagai hubungan ke situs-situs terkait.
-
Security and
Reliability, Faktor keamanan dan
keandalan meliputi keamanan informasi pelanggan dan transaksi di situs web,
informasi produk yang dapat dipercaya, serta pemenuhan pesanan yang dapat
diandalkan.
Manfaat
E-commerce bagi Organisasi, Konsumen, dan Masyarakat luas
Bagi
Organisasi:
-
Memperluas pasar
hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa
menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi
dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok
-
Menekan biaya
menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi
berbasis kertas
-
Memungkinkan
perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat terspesialisasi.
-
Menekan biaya
persediaan dan overhead dengan cara memfasilitasi manajemen rantai nilai
bertipe “pull” yang prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan
menggunakan pemanufakturan just-in-time.
-
Menekan waktu
antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa.
-
Meningkatkan produktivitas karyawan
melalui rekayasa ulang proses bisnis
-
Menekan biaya
telekomunikasi.
Bagi Konsumen:
-
Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan
transaksi lainnya setiap saat (7 hari 24 jam).
-
Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih
banyak kepada pelanggan
-
Memungkinkan konsumen dalam mendapatkan produk
dan jasa yang lebih murah, karena konsumen bisa berbelanja di banyak tempat dan
melakukan perbandingan secara cepat.
-
Produk yang terdigitalisasi, e-business memungkinkan
pengiriman produk secara cepat dan real-time.
-
Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan
pelanggan lainnya dalam electronik communities dan saling bertukar
gagasan dan pengalaman.
-
Memungkinkan pelanggan berpartisipasi dalam
lelang virtual.
Bagi Masyarakat luas:
-
Memungkinkan lebih banyak orang bekerja di rumah
-
Memungkinkan beberapa jenis barang dijual dengan
harga murah
Dampak Positif & Negatif e-commerce
Bagi Dunia Bisnis
Dampak positif:
-
Revenue Stream (aliran pendapatan) baru
yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi
tradisional.
-
Dapat meningkatkan market exposure (pangsa
pasar).
-
Menurunkan biaya operasional (operating
cost).
-
Melebarkan jangkauan (global reach).
-
Meningkatkan customer loyality.
-
Meningkatkan supplier management.
-
Memperpendek waktu produksi.
-
Meningkatkan value chain (mata rantai
pendapatan).
Dampak Negatif:
-
Kehilangan segi finansial secara langsung karena
kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening
lainnya atau diatelah mengganti semua data finansial yang ada.
-
Pencurian informasi rahasia yang berharga.
Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada
pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi
si korban.
-
Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan
pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik
tiba-tiba padam.
-
Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak
berhak. Misalkan seorang peretas program (hacker) yang berhasil membobol
sebuah sistem perbankan lalu memindahkan sejumlah rekening orang lain ke
rekeningnya sendiri.
-
Kehilangan
kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha
yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan
reputasi perusahaan tersebut.
-
Kerugian yang
tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja,
ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia,
kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem
Kelemahan
dan Kendala e-commerce
Menurut
survey yang dilakukan oleh CommerceNet para pembeli / pembelanja belum
menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa
yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana
untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar
betul. Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit,
rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang
kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan
menyambung ke Internet, mencari situs belanja (shopping), menunggu unduh
(download) gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan
kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan
banyak proses pemindaian (scanning) pelanggan. Walaupun demikian Gail
Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet meramalkan sebagian
besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa
tahun mendatang. Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label
yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan
untuk mencari (search engine) menemukan sebuah produk secara online.
Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar
orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika
ternyata harga yang diberikan kompetitor lain lebih murah. Untuk sistem
bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak serumit di atas, akan tetapi tetap
ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik
bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami
kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan
aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah
ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan penyalur (supplier) hal
ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis.
Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan
pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua
masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus
merestrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari
ecommerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it
amplifies problems with their operation they already had.”
KESIMPULAN
Dengan pemanfaatan dan penggunaan teknologi internet
diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang
kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut
adalah perusahaan yang mampu melakukan implementasi teknologi ke dalam
perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan
persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan
electronic commerce (e-commerce) untuk memasarkan berbagai macam produk
atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Dengan adanya layanan
electronic commerce (e-commerce) ini maka pelanggan dapat mengakses
serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan adanya era teknologi yang
canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses e-commerce tidak
harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar di
Indonesia telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses
internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan Personal
Digital Assistant (PDA) dengan menggunakan teknologi wifi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahmati. 2009. Pemanfaatan E-commerce Dalam
Bisnis Di Indonesia http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnis-di.html.
Diakses tanggal 06 Agustus 2011.
2. Rizal, Palil. 2011. The Effect of E-commerce on
Malaysian tax System : An Empirical evidence from academicisns and Malaysian
tax Practitioners. http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_7852.html. Diakses
tanggal 01 Agustus 2011.
3. Rosayustitia. 2009. Pengembangan Sistem E-commerce Dengan
Teknologi Komponen Dan Framework Berorientasi Obyek.
http://rosayustitia.wordpress.com/2009/05/26/jurnal-2/. Diakses tanggal 06
Agustus 2011. 31
4. Siregar, Riki R. 2010. Strategi Meningkatkan
Persaingan Bisnis Perusahaan dengan Penerapan E-commerce. http://blog.trisakti.ac.id/riki/2010/03/12/strategi-meningkatkan-persaingan-bisnis-perusahaan-dengan-penerapan-e-commerce/.
Diakses tanggal 01 Agustus 2011. Sukmajati, Anina. 2009. Penerapan E-ommerce
untuk Meningkatkan Nilai Tambah (Added Value) bagi Perusahaan.
http://aninasukmajati.wordpress.com. Diakses : 22 July 2011.
5. Suyanto,M. 2003, Strategi Periklanan pada E-commerce
Perusahaan Top Dunia. Andi Yogyakarta
6. Yurindra. 2011. Transisi dan Siklus Pengembangan E-Commerce
di Perusahaan. http://yurindra.wordpress.com/e-commerce/transisi-dan-siklus-pengembangan-e-commerce-di-perusahaan/.
Diakses tanggal 01 Agustus 2011.